Sabtu, 04 Februari 2012

Penyesuaian hewan poikilotermik

Oksigen adalah suatu zat yang di hasilkan oleh hasil dari fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang berbentuk gas. Telah kita ketahui akan pentingnya peranan oksigen di dalam kehidupan ini, khususnya bagi semua mahluk hidup entah itu manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, yang sangat memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen zat yang berbentuk gas ini memang sekilas tidak tampak oleh mata kita, tapi kita bisa merasakanya karena setiap hari kita selalu menghirup udara atau oksigen tersebut. Dengan adanya oksigen mahluk hidup di dunia dapat hidup karena semua mahluk hidup memerlukan oksigen. Fungsi oksigen bagi mahluk hidup, yaitu untuk bernapas,untuk pertumbuhan, dan tentunya untuk kelangsungan hidup bagi semua mahluk hidup (Ulpian, 2009).
Menurut Aria (2009), oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi.
Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10% (Aria, 2009).
Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit (Aria, 2009).
Oksigen sangat berperan dalam penyediaan energi yang sangat dibutuhkan untuk proses-proses kehidupan. Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi enzimatis yang sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat respirasi. Respirasi adalah proses pengambilan oksigen dan pembebasan karbondioksida. Hewan mengambil oksigen dari medium dimana dia hidup dan memberikan kerbondioksida ke medium tersebut. Respirasi dibagi menjadi dua macam, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel tubuh dengan lingkungan luar (lingkungan eksternal). Respirasi internal disebut juga sebagai respirasi seluler, merupakan proses metabolisme intraseluler yang terjadi didalam sitiplasma dan mitokondria dengan menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi dan karbondioksida (Soewolo, 1999). Pada organisme bersel satu, pertukaran gas dapat secara langsung lewat permukaan sel, sedangkan pada organisme tingkat tinggi harus melewati suatu organ khusus antara paru-paru dan insang.
Respirasi pada hewan tergantung pada ketersediaannya oksigen. Jika kandungan oksigen lingkungan berkurang, beberapa golongan hewan melakukan konformitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen sehingga konsumsi oksigenya konstan. Hewan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu hewan yang mempertahankan kondisi lingkungan internalnya tetap konstan terhadap perubahan lingkungan eksternal dan hewan yang membiarkan kondisi lingkungan internalnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan eksternal. Kelompok hewan yang pertama ini disebut regulator dan kelompok hewan kedua disebut konformer. Seperti yang telah disebutkan diatas, suhu mempengaruhi jumlah oksigen yang terdapat didalam air. Hewan yang melakukan regulasi terhadap suhu disebut termoregulator. Sedangkan kelompok hewan yang melakukan konformitas terhadap suhu disebut termokonformer. Jadi pada golongan regulator, penurunan kandungan oksigen (sampai batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini dimungkinkan karena terjadi penyeimbangan dua faktor yaitu ekstraksi oksigen dan ventilasi.

Darah

Pada invertebrata yang tidak mmepunyai sistem sirkulasi (misal platyhelminthes dan Cnidaria) tidak tedapat darah dalam arti sebenarnya. Hewan-hewan tersebut mengandung cairan jaringan berair yang jernih yang mengandung sel-sel fagositik primitive, sedikit protein, dan campuran garam yang mirip air laut. Darah invertebrate yang berderajat yang lebih tinggi dan kompleks disebut hemolimfa. Sedangkan darah pada vertebrata merupakan jaringan cairan yang kompleks, terdiri atas bagian padat (sel-sel darah dan butiran-butiran ) yang terdapat dalam plasma (Subiyanto, 1994).
Darah terdiri atas sel-sel dan cairan (kira-kira 5,5 L pada orang dewasa pria) yang terdapat dalam sistem sirkulasi tertutup, yang mengalir secara teratur dalam satu arah, didorong terutama oleh kontraksi jantung berirama. Darah terdiri atas dua bagian: sel-sel darah(unsur-unsur berbentuk) dan plasma (cairan tempat sel-sel darah itu terendam). Sel-sel darah berupa eritrosit, leukosit, dan trombosit. Jika darah dikeluarkan dari sitem sirkulasi darah akan membeku. Bekuan ini mengandung sel-sel darah dan cairan kuning bening yang disebut serum, yang memisahkan diri dari koagulum. Darah yang ditampung dapat dicegah dari pembekuan dengan menambahkan anti koagulan (heparin, sitrat dan lain-lain) akan berpisah bila dipusing, menjadi lapisan-lapisan yang menggambarkan sifat heterogen darah. Supernatan translusen, kekuningan, agak kental, yang diperoleh bila darh dipusing adalah plasma darah. Lapisan bawah merupakan 42-47% dari volume total darah yang ada dalam tabung hematikrit. Berwarna merah merupakan eritrosit (Junqueira, 1998).
Plasma adalah larutan berair yang mengandung substansi dengan berat molekul kecil atau besar yang merupakan 10% dari volumenya. Protein plasma merupakan 7% dari volume dan garan anorganik 0,9%, dan sisanya 10% terdiri atas beberapa senyawa organik asam amino, vitamin, hormone, lipoprotein, glukosa, dan sebaginya. Protein plasma utama ialah albumin: alfa, beta, dan gama globulin dan fibrinogen. Albumin merupakan komponen utama dan mempunyai peran utama dalam mempertahankan takanan osmosis darah. Gama globulin adalah zat anti dan disebut imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin tahap akhir dalam tahap akhir pembekuan (Junqueira, 1998).
Zat lain yang terkkandung adlam darah yaitu asam piruvat dan asam laktat yang merupakan intermediate metabolit, dan lektrolit yang sangat penting yaitu ion-ion natrium, klorida dan bikarbonat. Ion-ion lainnya yaitu kalsium, magnesium, dan fisfat yang jumlahnya sangat sedikit. Komposisi darah yang jumlahnya paling banyak yaitu protein yang memiliki peran yangh sangat penting antara lain: tarnapor CO2 dan O2, memiliki Ph (sebagai buffer), menarik dan mengikat ion kation dan anorganik, berperan dalam proses pembekuan darah, mengikat dan mengedarkan natrium, menyediakan sumber natrium unutk dirinya sendiri, mengatur mekanisme kekebalan tubuh, dan mengatur tekanan darah di dalam pembuluh darah (Tenzer, 2001).
Protein plasma biasanya tidak digunakan sebagai sumber energy. Albumin merupakan 60% dari protein plasma bermolekul paling kecil, disentesis dalam hepar. Globulin berjumlah 35% dari protein plasma. Golbulin alfa (a) dan globulin beta (b) yang diproduksi dalam herpar berfungsi untuk transport vitamin yang larut dalam lemak, sedangkan globulin gama (t) yang diproduksi dal limphatik, mencakup protein membentuk antibody kekebalan (immunoglobulin) dan berbagai protein pengikat logam (Subiyanto, 1994).